hits
Langganan

WAYANG RAJAKAYA DI BERLIN : Kemasan Lokal dengan Cita Rasa Global

by Mahardini Nur Afifah Jibi Solopos  - Espos.id Entertainment  -  Selasa, 6 Agustus 2013 - 12:57 WIB

ESPOS.ID - Bayu Aji

Bayu Aji

Tiga tahun menetap di Berlin, Jerman, dalang sekaligus perupa Wayang Rajakaya, Herlambang Bayu Aji, akhir Juli 2013 ini kembali menginjakkan kakinya di Tanah Air.

Advertisement

Pasca-mengenyam bangku pendidikan master Art in Context di Universität der Künste Berlin 2012 lalu, Bayu, sapaan akrabnya, kini banyak tertarik menggarap isu-isu global sebagai ide garapan pementasannya. Proyek garapan terbarunya yang digarap pertengahanan Juli 2013 lalu, menyoroti perkara imigran.

Cetakan poster yang dibuat menyerupai komik dalam warna hitam dan putih menggambarkan sekelumit aktivitas burung pipit di sudut Kota Berlin. Memandang dari atas, dua burung yang dikisahkan berkebangsaan China dan Jerman ini menggunjing aktivitas sekelompok imigran asal Libya di Oranjeplaat, Kreuzberg, Berlin.

Sekelompok imigran asal Libya yang sudah beberapa saat berkemah di sudut Kota Berlin ini tengah melayangkan protes larangan bekerja yang diterapkan Pemerintah Jerman. Larangan ini membuat mereka yang sebelumnya ‘terusir’ dari tanah Italia, makin terkatung-katung. Sementara kembali ke negaranya yang saat ini runtuh akibat dilanda konflik horizontal, sudah tidak memungkinkan. Dua binatang yang hidup tanpa aturan ini menatap nanar kelakuan manusia yang dianggapnya tidak manusiawi memperlakukan manusia lain. Di akhir pembicaraan, mereka melontarkan kritikan. “Tidak ada batas di antara kita. Karena batas itu hanya ada di dunia politik dan kepala kita,” pesannya dalam bahasa Jerman.

Advertisement

Karya poster berjudul Kita Boleh Tinggal di Mana Saja ini merupakan karya teranyar Bayu yang digarap pertengahan Juli 2013 lalu. Karya poster yang bakal diwujudkan dalam pertunjukan wayang kontemporer ini mengkritik keberadaan manusia ilegal di dunia.

Herlambang Bayu Aji mengutarakan ketertarikannya menggarap isu imigrasi yang saat ini tengah menjadi persoalan global di sejumlah negara maju.

“Kebetulan latar belakang saya di Berlin juga seorang imigran. Dari sana saya tertarik menggarap tema ini. Manusia hakikatnya sama. Hanya tempat lahir kita yang berbeda. Tapi diskriminasi masih terjadi,” katanya ketika berbincang dengan Esposin di Gajahan, Pasar Kliwon, Solo, Senin (5/8/2013) siang.

Advertisement

Wayang Rajakaya yang kali pertama digarap Bayu tujuh tahun lalu memang belum beranjak dari karakter binatang yang digarap dengan pendekatan garap fabel. Namun pengalaman melanglang buana dari pangung ke panggung di sejumlah negara Eropa memaksanya harus adaptif dengan publik yang menyaksikan pementasannya.

“Pesan yang disampaikan dalam wayang harus sampai. Ceritanya tidak harus selalu yang berat dan penuh makna filosofis. Justru lewat cerita yang sederhana karya kita bisa berbicara. Terkadang cerita berdasarkan pakem tidak kontekstual dengan publik di tempat lain. Sekarang saya banyak mengadaptasi cerita lokal yang saya modifikasi dalam bentuk Wayang Rajakaya,” ujarnya.

Lulusan Prodi Seni Lukis, Jurusan Seni Rupa Murni, Fakultas Sastra dan Seni Rupa, UNS Solo ini mengaku selama tiga tahun menetap di Jerman masih menemui kendala bahasa dan material pembuatan wayang.

“Kendala ini bukan sepenuhnya hambatan. Sudah saya pecahkan dengan mencari alternatif material lain, misalnya bahan kulit yang tidak ada di Berlin saya ganti dengan kertas. Yang paling penting, pekerjaan yang saya jalani saat ini bisa menjadi ajang ‘bermain-main’. Intinya kita kita harus selalu berkembang,” pungkasnya.

Rekam jejak Wayang Rajakaya di Berlin salah satunya terlihat dari antusiasme pengunjung saat melihat pementasan acara pembukaan Ramadan Fair 2011. Bayu bersama band 17 Hippies dan musisi Aris Daryono tampil membawakan kisah adaptasi Raja Bangau. Bayu juga dipercaya sebagai pengisi materi workshop wayang di Tong Tong Fair Belanda, Juni 2013 lalu.

Advertisement
Anik Sulistyawati - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif