"Fungsi sansevieria memang belum begitu populer di telinga masyarakat Indonesia, namun sekitar 30 tahun lalu telah dikenal di Jepang sebagai tanaman antipolutan," katanya di sela-sela seminar tentang manfaat sanseviera di arena Pekan Flori Flora Nasional (PF2N) dan Sanur Village Festival (SVF) di Denpasar, Bali, Selasa (22/11/2011). Kakak kandung aktris Paramitha Rusady itu mengemukakan bahwa pemerintah Jepang sejak tahun 2000 telah mewajibkan setiap kantor, rumah sakit, tempat-tempat umum, dan tempat tinggal untuk menanam sansevieria, minimal satu pot.
Promosi Dukung Perkembangan Industri Kreatif, BRI Gelar Kompetisi Creator Fest 2024
Akibat manfaatnya yang sangat baik bagi kesehatan, akhirnya kebijakan tersebut diadopsi oleh beberapa negara berkembang, bahkan negara maju, seperti Amerika Serikat dan sejumlah negara di Eropa. Ully menjelaskan, berdasarkan hasil penelitian NASA bahwa sansevieria bukan hanya memiliki keindahan sebagai tanaman hias namun juga penyerap polutan udara yang beracun.
"Kami anggap tanaman ini sebagai solusi dalam mengatasi polusi udara. Dengan menggalakkan penanaman tanaman hias berkhasiat itu, kita bisa menekan polusi udara di Tanah Air," ujarnya. Dia pun mengajak setiap peserta untuk melakukan sesuatu yang sederhana bagi penyelamatan lingkungan hidup melalui cara memperkuat kesadaran atau kepekaaan terhadap kerusakan lingkungan.
Salah satu penyebab kerusakan lingkungan adalah polusi udara, oleh karena itu tidak boleh dibiarkan begitu saja harus ada tindakan nyata. "Sekali lagi kami rasa pembudidayaan sansevieria dalam rangka mengatasi polusi udara adalah cara yang tepat, maka mengapa harus menunggu, segera lakukanlah," ujarnya. Dia berharap pihak pemerintah pun dapat mengadopsi kebijakan seperti yang dilakukan oleh Negeri Matahari Terbit itu.
JIBI/SOLOPOS/Ant