Tiba-tiba saja Mister Simple besutan Super Junior mengalun rancak di panggung Solo Batik Fashion (SBF) 4, di kawasan Gladak, Solo, Minggu (16/7/2012) malam.
Promosi Kisah Perempuan Hebat Agen BRILink Dorong Literasi Keuangan di Medan
Tak berapa lama, tujuh lelaki yang berdandan ala Korea pun berjalan dengan percaya diri di catwalk. Namun jangan salah. Di balik gaya funky-nya, terselip kearifan lokal dalam busana garapan Phillip Iswardono ini. Kain batik dan lurik menjadi paduan menarik rancangan bertema Super Junior.
“Saya coba menangkap pasar anak muda yang sedang gemar Korea. Di sisi lain, saya juga concern dengan material sendiri seperti lurik dan batik. Bagaimana membuat kedua bahan itu menjadi tidak konservatif dan disukai anak muda,” tutur Phillip seusai pentas.
Dalam tujuh rancangannya, Phillip menggamit lurik gendong, kain yang sering dipakai ibu-ibu di pasar, sebagai atasan. Menurutnya, lurik tradisional seperti lurik gendong memiliki kekhasan sendiri dibanding lurik tekstil. “Lebih African look. Dipadu batik vintage, karya ini menjadi ready to wear yang deluxe,” ujar desainer asal Jogja itu.
Sementara pesona hari penutup SBF 4 dibuka rancangan Ramadhani Abdul Kadir. Mengangkat avant garde retro seperti motif macan tutul, Ramadhani menebar inspirasi era 40-an. Di sekuel kedua, ia menampilkan batik yang bernuansa casual cocktail. Karya selanjutnya, desainer Titi memancarkan keindahan busana yang terinspirasi kupu-kupu. Rancangan yang dia namai Sembagi Wungu itu menorehkan goresan batik di atas sentuhan warna ungu.
SBF terus menunjukkan daya pikatnya lewat Simple & Elegan karya Sugeng Waskita. Desainer asal Jogja ini menawarkan batik tulis abstrak yang dikonsep ready to wear. Rangkaian pesta fashion ditutup warna-warni Batik Tribalism karya Djongko Rahardjo. Malam itu SBF 4 juga dimeriahkan rancangan Hanif Aisyah, Sugiarta Jaka, Yan IU, Michael Taruntum dan Natasha Windura.