Pada gelaran SKF V ini, festival dibawa keluar dari pakem yang selama ini diterapkan secara ketat di berbagai pementasan. “Dari penampilan [anak muda] di SKF 2012 lalu, kami melihat banyak hal yang sudah keluar dari jalur musik keroncong. Tapi itu menyadarkan kami, masa depan keroncong ke depan bakal seperti itu. Dengan membawa semangat keroncong milik segala usia, tahun ini kami memberikan ruang bagi musik keroncong keluar dari pakem,” terang Wakil Ketua Penyelenggara SKF 2013, Wartono, di Kantor Disbudpar Solo, Rabu (11/9).
Promosi Lestarikan Warisan Nusantara, BRI Dukung Event Jelajah Kuliner Indonesia 2024
Wartono menjelaskan salah satu pakem yang selama ini dipertahankan adalah musik keroncong dimainkan dengan tujuh alat musik, yaitu cak, cuk, selo, kontrabas, flute, gitar, dan biola. Padahal dalam perkembangannya, keroncong sudah bergerak dengan lahirnya keroncong beat (tampil dengan band) dan keroncong milenium.
“Kami harus berdamai dengan anak muda melalui pemberian ruang bagi permainan eksperimental. Eksperimen ini menjadikan keroncong tidak hanya bermain pakem. Gelaran yang diselenggarakan tahun ini bukan hanya menampilkan tatanan, tapi juga tontonan,” tandasnya.
Pemberian ruang eksperimen ini tidak hanya diwujudkan dalam permaianan musik, tapi juga penampilan di panggung. “Dulu ada pakem penyanyi keroncong harus diam di tempat, saat ini bebas menguasai panggung. Selain itu, kostum juga bebas, tidak harus tampil dengan kebaya dan jas. Lagu yang dimainkan kami imbau menampilkan tradisi daerah masing-masing,” urainya.
Melihat geliat penggemar di Solo yang kebanyakan masih fanatik dengan keroncong asli, Wakil Ketua Hamkri Solo ini mengaku tetap memberikan porsi bagi keroncong asli. “Keroncong asli tetap dimainkan oleh penampil. Tantangan bagi penampil untuk menampilkan keroncong eksperimental yang tetap memiliki karakter keroncong,” kata dia.
Mengusung tema Keroncong Musik Segala Usia, SKF 2013 bakal menampilkan sejumlah bintang tamu seperti Mel Shandy, penyanyi jaz Nadina, dan sejumlah ikon musik keroncong seperti Tutik Maryati, Indra Utami, Dian Mita, Endah Laras, dan Sruti Respati.
Sebanyak 15 orkes keroncong asal Solo, Klaten, Sukoharjo, Karanganyar, Bandung, Jombang, Cilacap, Salatiga, Sawahlunto, Bali, Palembang, dan Jakarta, dipastikan bakal memeriahkan gelaran selama dua hari ini. Orkes keroncong asal Malaysia yang dijadwalkan hadir telah membatalkan diri lantaran terganjal masalah perizinan dari pemerintah Malaysia.