Dipaparkan sang sutradara, Sidik Suradi, Brubuh Alengka berkisah tentang perang terakhir di Alengka. Pihaknya siap mengetengahkan dua cerita yakni Indrajiit gugur dan Dasamuka gugur kepada publik Solo. “Dua cerita ini akan kami gabungkan menjadi pentas sendratari spektakuler,” ujarnya di Taman Balekambang, Rabu (2/5).
Promosi Lestarikan Warisan Nusantara, BRI Dukung Event Jelajah Kuliner Indonesia 2024
Untuk pentas kali ini, imbuhnya, Sang Rama Budaya akan memajukan seniman-seniman mudanya. Diungkapkan Sidiq, penampil sendratari nanti rata-rata berusia 17 hingga 19 tahun. “Akan ada 22 penari yang kesemuanya berusia muda. Meski masih junior, penampilan mereka tak kalah dengan seniornya.”
Tampilnya generasi muda Sang Rama Budaya bukan tanpa alasan. Diungkapkan Sidik, pihaknya ingin sejak dini melakukan estafet budaya kepada kaum muda. Ia juga ingin memupus anggapan bahwa sendratari hanya dinikmati kalangan berumur saja. “Agar pentas nanti maksimal, kami sudah berlatih 13 hari berturut-turut. Penjelajahan gerak dan iringan sudah kami rampungkan.”
Kepala UPTD Taman Balekambang, Endang Sri Murniyati, menyebut pentas Sendratari Ramayana di Balekambang mulai banyak direspons masyarakat. Hal itu, imbuhnya, terbukti dari penonton yang menyesaki pentas Anoman Obong bulan lalu.
“Dari hotel dan biro perjalanan pun sudah merespons. Harapannya, kelak Balekambang juga dikenal dengan Ramayana-nya. Seperti halnya Ketoprak Balekambang.”