Kala Down For Life (DFL) tampil di panggung Rock in Solo bakda Maghrib atau pukul 18.15 WIB, para penonton itu membuat lingkaran besar. Seorang laki-laki berambut panjang, berkaus hitam, dan bersepatu kets biasa yang mengordinasi mereka dari atas panggung yang di-setting pada bagian utara benteng tersebut. Dia adalah vokalis grup band DFL, Stephanus Adjie.
Promosi Kisah Klaster Usaha Telur Asin Abinisa, Omzet Meningkat Berkat Pemberdayaan BRI
Setelah posisi lingkaran terbentuk sesuai keinginannya, Stephanus mulai menyanyikan lagu Pesta Partai Bar-Bar. Seketika itu, sebagian Pasukan Babi Neraka—sebutan bagi fans DFL—dan Methalhead atau pencinta lagu metal, ikut bernyannyi bersama.
Selanjutnya, DFL membawakan lima lagu lain dari berbagai album yang telah mereka hasilkan. Di setiap jeda lagu, demi mengajak penonton lebih menikmati suasana "panas" dalam pergelaran Rock In Solo 2014 tersebut, Stephanus menyapa penonton. Bahkan, salah seorang Dewan Jenderal Rock in Solo itu mengingatkan penonton untuk tidak kecewa dengan batalnya kedatangan Jokowi dalam pergelaran yang dimulai sejak pukul 12.00 WIB itu.
"10 tahun sudah pembangkangan. Sejarah panjang perjalanan Rock in Solo sejak kali pertama digelar 2004 lalu. Ungkap perbedaan melalui catatam sejarah itu. Kali ini kita punya legenda bernama Carcass. Selain Carcass, ada juga yang menunggu Jokowi lagi? Biarkanlah Jokowi bekerja di sana. Metalhead yang baik adalah yang bekerja sesuai dengan pekerjaan masing-masing," kata Stephanus kepada penonton yang diprediksi mencapai 7.000 orang tersebut.
17 Grup Band Sebelum DFL tampil di pentag Rock in Solo 2014, 12 band cadas telah tampit terlebih dahulu. DFL menjadi penampil ke-13 dari jumlah band keseluruhan yang hadir mencapai 17 grup band.
Setelah DFL, suasana Benteng Vastenburg kian ramai. Penonton yang sengaja menyaksikan penampilan band Revenge, Death Vomit, Edane, serta band asal Liverpool, Carcass, mulai berdatangan.