hits
Langganan

Revitalisasi ISI Hadirkan Dua Tarian Era 80-an - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Ika Yuniati Jibi Solopos  - Espos.id Entertainment  -  Rabu, 26 Desember 2012 - 22:30 WIB

ESPOS.ID - More than just publish.

SOLO -- Dipentaskan kali pertama pada era 80-an, dua tarian lawas, Bedhaya Si Kaduk Manis dan Haryo Penangsang Gugur bakal kembali menyapa para penikmat seni tradisi Solo di penghujung tahun 2012 ini. Tepat pukul 19.00 WIB 31 Desember 2012 mendatang, dua tarian yang merupakan karya beberapa penari handal Institut Seni Indonesia (ISI) Solo itu bakal kembali dipentaskan. Sebanyak 150 penari plus pengrawit dilibatkan dalam acara yang digelar di Pendapa ISI Solo ini.

Berbeda dengan pementasan pada tahun 1980, tari-tarian tersebut bakal ditampilkan dengan gaya yang lebih fleksibel dan beberapa pengembangan gerakan serta komposisi musik. “Penataan busana juga bakal lebih beda dibandingkan dengan penampilan pertama,” urai salah satu koreografer Haryo Penangsang Gugur, Hadi Subagyo, saat ditemui Esposin, Rabu (26/12/2012), di kantornya.

Advertisement

Menurut Hadi, Haryo Penangsang Gugur bakal dipentaskan secara kolosal selama 45 menit. Menurut lelaki yang juga pencetus tarian tersebut, Haryo Penangsang Gugur memiliki nilai sejarah sangat tinggi. Pasalnya, tarian tersebut merupakan tari tugas akhir pertama di ISI Solo. “Ini adalah masterpiece-nya ISI, baru terakhir dipentaskan 32 tahun lalu,” tegasnya.

Sama halnya dengan Haryo Penangsang Gugur, tari Bedhaya Si Kaduk Manis, yang hanya berdurasi sekitar setengah jam ini juga karya lawas di ISI. Pemunculan kembali kedua karya tersebut menurut Ketua Jurusan Tari ISI Solo, Nanuk Rahayu, Rabu, merupakan bentuk apresiasi kampus terhadap seniman lawas.

Selain itu, acara yang diadakan bertepatan dengan pergantian tahun 2012-2013 ini juga ditujukan kepada masyarakat umum agar tahu kalau ISI pernah memiliki tarian semacam itu. “Acara ini baru pertama kali diadakan. Semoga dengan acara ini masyarakat lebih mengerti mengenai tarian ini sekaligus perkembangannya,” tukas Nanuk.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Ahmad Mufid Aryono - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif