Maraknya kasus korupsi yang menyeret sejumlah nama abdi negara memang membuat miris berbagai kalangan. Peranan pemimpin yang tegas dan bersih, mutlak diperlukan untuk menekan kasus yang memiskinkan bangsa itu.
Promosi Agen BRILink Mariyati, Pahlawan Inklusi Keuangan dari Pulau Lae-lae Makassar
Lakon Kumbakarna Labuh Nagara menceritakan sosok pemimpin ideal yakni Kumbakarna. Meskipun berwujud raksasa, namun dirinya memiliki sifat arif, bijaksana, dan loyal berjuang demi tanah kelahirannya.
Dikisahkan, Kumbakarna tidak rela Alengkadiraja diinjak-injak pasukan kera pimpinan Rama Wijaya. Raksasa ini pun rela mengorbankan jiwa raganya untuk kembali menegakkan kehormatan negeri yang ia cintai.
Pementasan wayang orang di ruang terbuka ini bakal melibatkan 98 orang yang terdiri atas 54 penari, 24 pengrawit, dan 20 kru panggung. Bintang tamu pada pentas wayang kolosal kali ini melibatkan anggota Paguyuban Putra Putri Solo, siswa-siswi SMKN 8 Solo, dan mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Solo.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Solo, Eny Tyasni Suzana, menyampaikan keterlibatan pelajar, mahasiswa, dan generasi muda dalam pementasan Wayang Orang Pelataran kali kedua ini diharapkan bisa menjadi ajang regenerasi bagi pelaku seni tradisional di Kota Bengawan. “Wayang orang sudah menjadi ikon Kota Solo. Kami berharap dengan keterlibatan anak muda di sini, regenerasi wayang orang bisa terus bergulir,” terang Eny, saat mengadakan jumpa pers di lobi ruang kerja Wali Kota Solo, Jumat (16/5/2014).
Sutradara Wayang Orang Pelataran, Agus Prasetyo, menjelaskan pemilihan lakon Kumbakarna Labuh Nagara di tahun politik ini dinilai tepat. Apalagi, kurang dari dua bulan lagi akan berlangsung Pemilihan Presiden yang menjadi ajang rakyat memilih pemimpin.
“Saat ini Indonesia sedang mengalami degradasi moral. Lewat pertunjukan wayang, kami mencoba mengritisi dan memberikan pesan moral sosok pemimpin ideal mendatang. [Pemimpin ideal] Adalah pemimpin yang rela mengorbankan hidup dan jiwa raganya untuk negara,” ungkap Agus.
Sementara itu, Penata Tari dan Adegan Wayang Orang Pelataran, Sutrisno, mengungkapkan pementasan kali ini berbeda dengan suguhan perdana pada Mei 2013 lalu. Menurutnya, kali ini area pelataran Balai Kota Solo akan dieksplorasi menjadi panggung wayang orang.
“Dulu hanya satu panggung yang disiapkan. Kali ini ada satu panggung utama dan dua panggung pendukung untuk mendukung jalinan komunikasi yang menyelaraskan adegan. Kawasan rumput di halaman Balai Kota juga akan kami maksimalkan. Pak Rudy [Wali Kota Solo] rencananya kami libatkan sebagai resi yang memberikan petuah di akhir pertunjukan,” beber Sutrisno.