Menjelang karantina yang bakal dimulai 23 Januari mendatang, perempuan kelahiran 21 Maret 1993 ini sudah melakukan sejumlah persiapan. Salah satunya persiapan untuk penampilannya di malam pentas seni. Saat malam pentas seni, mahasiswa semester III Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo ini bakal membawakan sebuah tarian Jawa klasik berjudul Bondan Kendi.
Promosi BRI Dampingi Petani Jeruk Semboro di Jember Terapkan Pertanian Berkelanjutan
Bondan Kendi dimainkan dengan durasi waktu sekitar sepuluh menit. Dalam pentas tari itu ia akan mengenakan busana Jawa lengkap dodotan dengan iringan rekaman musik gamelan. Sesuai dengan nama tariannya, Bondan Kendi bakal dimainkan dengan menggunakan sejumlah property berupa kendil berukuran sedang. Dalam tarian tersebut, Rachel, mengaku akan melakukan sebuah atraksi di atas kendil. Ia akan menari-nari di atas kendi dan berputar –putar dengan posisi tetap berada di atas benda yang biasa digunakan untuk menyimpan air putih itu. “Kendilnya jangan sampai pecah. Keseimbangan yang paling penting,” tambahnya saat ditemui wartawan di sela-sela Seminar Internasional Koh-Do dan Wewangian Jawa di Kusuma Sahid Prince Hotel, Kamis (13/12/2012) siang.
Rachel memilih Bondan Kendi untuk dipentaskan dalam malam seni karena tarian itu tergolong langka. Tak banyak masyarakat yang tahu tentang tarian asli Solo ini. “Awalnya mau menari Gambyong, tapi akhirnya memilih Bondan Kendi ini sekaligus promosi ke masyarakat luas,” tambahnya.
Tarian Bondan Kendi menurutnya unik karena selama sepuluh menit Rachel tak hanya melenggak lenggokkan tubuhnya. Ia juga harus memeragakan sejumlah aktivitas ibu rumah tangga seperti memasak, mencuci dan menggosok pakaian. Setelah malam pentas seni, ia akan memasuki malam grand final untuk bersaing dengan 36 finalis lainnya dari seluruh provinsi di Indonesia. “Semoga saya bisa lolos menjadi Puteri Indonesia. Ya, doanya saja semoga semua lancar,” ucapnya di penghujung wawancara.