by Redaksi - Espos.id Entertainment - Jumat, 20 Mei 2011 - 09:28 WIB
Nuri Aryati, produser dan program director Mugidance, kepada Espos yang menghubunginya, menjelaskan bahwa kedua karya itu yang dipilih untuk ditampilkan lantaran permintaan dari panitia festival. “Direktur festivalnya pernah menyaksikan Mas Mugi menampilkan kedua karya itu dan Mencari Mata Candi di Lincoln Center Festival di AS. Tapi dia lantas meminta hanya Bagaspati dan Kabar Kabur untuk ditampilkan di Dublin,” terang Nuri yang juga istri Mugiyono itu. “Mungkin pertimbangannya karena dua karya itu kontras, yang satu komedi, yang satu meditatif, tari solo, tapi sangat kuat karakternya,” paparnya.
Sementara seperti dijelaskan dalam www.mugidance.org, Bagaspati adalah karya tunggal dengan akar budaya Jawa yang kental. Karya ini berupa tari topeng masa kini diiringi gamelan kontemporer yang menggambarkan posisi matahari dalam kehidupan orang Jawa khususnya petani pedesaan. Karya ini diciptakan Mugi pada tahun 2000.
Sementara Kabar Kabur lebih bersifat sindiran terkait kasus pergolakan politik dan sosial bulan Mei 1999. Karya yang bernuansa komedi dan disajikan tanpa ilustrasi musik atau vokal ini menyentil soal serba tak jelasnya kondisi negeri saat jatuhnya rezim Orde Baru dan era sesudahnya. Karya ini sudah dipentaskan di lebih dari 17 negara di lima benua dengan jumlah pentas sekitar 130 kali dalam berbagai festival bergengsi.
bas