hits
Langganan

Memaknai Keberagaman Lewat Drama Musikal "Nusantara: Jiwa Surga Khatulistiwa" - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia | Espos.id

by Galih Aprilia Wibowo  - Espos.id Entertainment  -  Senin, 26 Agustus 2024 - 21:19 WIB

ESPOS.ID - Suasana pagelaran budaya Nusantara Jiwa Surga Khatulistiwa dalam Gebyar BCA Merah Putih, di Ramayana Ballet Prambanan, pada Sabtu (24/8/2024) malam. (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo)

Esposin, SLEMAN -- Alunan kecapi membuka pagelaran budaya Nusantara Jiwa Surga Khatulistiwa dalam Gebyar BCA Merah Putih, di Ramayana Ballet Prambanan, pada Sabtu (24/8/2024) malam.

Suara petikan kecapi berganti menjadi senandung Bubuy Bulan yang dinyanyikan Puteri Indonesia 2024, Harashta Haifa Zahra. Suasana semakin semarak ketika Miss Supranational 2024 ini membawakan tari jaipong berlatar Candi Prambanan waktu malam yang disambut riuh tepuk tangan penonton.

Advertisement

Tidak berhenti sampai di situ, monolog dari Duta Bakti BCA, Nicholas Saputra, mengawali persembahan apik berikutnya. Monolog tersebut mengawali pementasan drama musikal kolosal yang dipadu dengan orkestra musik nusantara yang memukau.

"Nusantara bukanlah negeri yang jauh. Masuklah ke dalam dirimu, temukan jati diri kemanusiaanmu. Kau akan sampai ke negeri itu, negeri ajaib ketika segala yang berbeda, bukan hanya menjelma menjadi keindahan, tetapi kekuatan. Percayalah padaku, kejahatan sebesar apa pun tidak akan bisa mengalahkannya. Sebaliknya, jika kau kehilangan jati dirimu. Kejahatan dan keserakahan pasti merajalela. Segala perbedaan akan kau anggap musuh. Kini, dan di sini, bertanyalah pada dirimu. Sanggupkah kau berjalan dan mengembara ke dalam dirimu?" demikian penggalam monolog itu.

Advertisement

"Nusantara bukanlah negeri yang jauh. Masuklah ke dalam dirimu, temukan jati diri kemanusiaanmu. Kau akan sampai ke negeri itu, negeri ajaib ketika segala yang berbeda, bukan hanya menjelma menjadi keindahan, tetapi kekuatan. Percayalah padaku, kejahatan sebesar apa pun tidak akan bisa mengalahkannya. Sebaliknya, jika kau kehilangan jati dirimu. Kejahatan dan keserakahan pasti merajalela. Segala perbedaan akan kau anggap musuh. Kini, dan di sini, bertanyalah pada dirimu. Sanggupkah kau berjalan dan mengembara ke dalam dirimu?" demikian penggalam monolog itu.

Para penampil di panggung tersebut mengisahkan Raja Niwatakawaca dari Kerajaan Himahimantaka bersama Ajak Asyura yang akan menghancurkan negeri para dewa. Mereka mulai menebar ancaman. Di tempat lain, di pesisir pantai, nelayan mengumpulkan ikan dan merasakan perubahan alam yang cepat.

Semua karena pengaruh dari kekuatan Raja Niwatakawaca yang akan menghancurkan dunia. Sementara, di negeri Kahyangan, para dewa gelisah mengetahui upaya tersebut. Raja Niwatakawaca akan menghancurkan negeri Kahyangan dan bumi.

Advertisement

Desa itu hancur. Dewi Suprabu dan para kesatria menerka-nerka dalang kerusakan ini. Mereka kemudian membebaskan desa tersebut, tarek pukat mulai digerakkan, irama rebana Aceh bersautan.

Adu domba di antara bangsa sendiri telah terjadi. Provokator leluasa membakar nurani warga desa, saling curiga dan timbul peperangan. Dia kemudian menyadari, dia tengah dikendalikan.

Arumdalu mengumandangkan syair Yamko Rambe Yamko hingga warga desa tersadar. Singkat cerita, Dewi Supraba bertemu dengan Mintaraga di Gunung Indrakila. Namun, Ajak Asyura menyusul dan mengalahkannya.

Advertisement

Dewi Supraba meminta bantuan kepada Mintaraga yang telah sadar dari semedinya. Mintaraga menyanggupinya, Di Kerajaan Himahimantaka, prajurit Raja Niwatakawaca siap menyerang Kahyangan.

Mintagara kalah, Dewi Supraba pun pura-pura menerima cinta Raja Niwatakawaca, dan menemukan kelemahannya. Di peperangan terakhir, Mintaraga berhasil mengalahkan Raja Niwatakawaca.

Dalam sambutannya, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), Jahja Setiaatmadja mengapresiasi keterlibatan generasi muda dalam pagelaran tersebut. Selain menjadi hiburan, Jahja berharap acara ini bisa menjadi representasi kekayaan budaya Indonesia.

Mencintai Kebudayaan Indonesia

EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F. Haryn menguraikan pagelaran ini merupakan wujud komitmen Bakti BCA untuk mendorong generasi muda Indonesia lebih mencintai kebudayaan Nusantara.
Advertisement

"Sebagai pemilik masa depan bangsa, kami berharap mereka bisa bangga memiliki identitas yang autentik sebagai bangsa yang merdeka dan kaya budaya," kata dia.

Pihaknya juga sangat mengapresiasi ketekunan dan kegigihan pemuda-pemudi pementas yang telah melakukan latihan selama hampir empat bulan lamanya, untuk mempersiapkan yang terbaik bagi pagelaran tersebut. Dia menyebut sedikitnya ada 1.000 orang yang menyaksaikan sajian musikal kolosal itu.

Sutradara dan Penulis Naskah Pagelaran Musikal Nusantara Jiwa Surga Khatulistiwa, Irwan Riyadi, menyebut ada 120 orang yang ikut ambil bagian dalam pagelaran tersebut. Dari 120 pementas tersebut sebanyak 80% dari anak muda. Mereka berasal dari Jakarta, Yogyakarta, Bali, Bali, dan Banyuwangi.

“Sejak lama, Bakti BCA telah memberikan dukungan kepada Swargaloka untuk menyelenggarakan pagelaran. Kami sangat mengapresiasi kontribusi BCA untuk melestarikan budaya Indonesia dengan mewadahi, serta mempromosikan karya dan ekspresi budaya Indonesia," terang Irwan, dalam konferensi pers, pada Jumat (23/8/2024).

Guna menarik perhatian generasi muda, pihaknya menyuguhkan kisah-kisah legendaris yang dikemas secara kekinian. Dengan memanfaatkan teknologi tanpa meninggalkan akar budaya. Menurutnya tradisi tidak pernah mati, dia akan tumbuh seiring dengan perkembangan zaman.

Advertisement
Rohmah Ermawati - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif