by Himawan Ulul Jibi Solopos.com - Espos.id Entertainment - Kamis, 23 April 2015 - 07:10 WIB
Esposin, JAKARTA – Mengangkat tema Membuka Dapur KPK, tayangan Mata Najwa yang disiarkan Metro TV, Rabu (22/4/2015), berusaha mengorek alasan KPK mengotot ingin menangkap Wakapolri Budi Gunawan (BG).
Sosiolog Imam Prasodjo yang hadir dalam Mata Najwa Metro TV menyebut setelah kasus KPK vs Polri, kini posisi KPK menjadi rentan. Kemungkinan terburuk, KPK berpotensi bubar.
“KPK masih dalam posisi defensif dan posisi rentan. Bisa saja setelah ini bubar. Bukan masalah takut atau tidak [terhadap Polri], tapi lubang di undang-undang itu yang menurut saya menjadikan KPK rentan,” jelas Imam.
Hadir pula dalam kesempatan itu Benny K Harman, anggota Komisi II DPR dari Fraksi Partai Demokrat. Di hadapan Pimpinan KPK Taufiequrachman Ruki, ia mengungkapkan KPK kurang transparan dan banyak hitungan politik dalam kasus Komjen Budi Gunawan.
“Kasus komjen BG tak transparan. Betul tidak? Kami ingin KPK kuat, tapi kami juga menuntut bahwa seluruh langkah hukum KPK harus bisa dipertanggung jawabkan,” ujar Benny.
Menanggapi hal itu, Ruki menjelaskan bahwa KPK akan bertanggung jawab dan membeberkan semuanya kepada publik. Hanya, Ruki menegaskan bahwa waktunya belum tepat.
“Saya tidak melihat secara politik, itu bukan bidang saya. Kami akan pertanggung jawabkan itu, hanya belum saatnya. Tapi kami bisa pertanggung jawabkan semuanya lewat pengadilan,” jelas Ruki.
Ruki melanjutkan bahwa lolosnya Budi Gunawan dari tuduhan KPK dikarenakan terjadi hal yang janggal di Kejaksaan Agung. “Jangan salahkan ke KPK, salahkan ke Kejaksaan Agung, saat itu kami mendapat pernyataan dari Jaksa Agung bahwa berkas sudah lengkap,” beber Ruki mengakhiri tayangan Mata Najwa Metro TV.