by Septina Arifiani Jibi Solopos - Espos.id Entertainment - Rabu, 3 September 2014 - 16:15 WIB
Sengkuni yang mencurigai Pandawa mendapatkan perlindungan dari Kerajaan Matsya pun langsung mendatangi istana bersama dengan Duryudana dan Dursasana. Sesampainya di Kerajaan Matsya, sang panglima perang Kerajaan Matsya, Kechaka, langsung membantahnya. Ia bahkan berniat untuk membantu mereka untuk mencari kelima Pandawa.
Setelah mendengar cerita dari Duryudana, Kechaka tiba-tiba menyadari saat dirinya membuka tudung Sairandri bahwa ia sebenarnya adalah Drupadi yang menyamar sebagai ahli kecantikan ratu Kerajaan Matsya. Saat itu juga ia langsung memanggil Sairandri dengan ancaman.
Ancaman Kechaka itu pun langsung disambut dengan Bima yang langsung menantangnya untuk bertarung. Kechaka memperingatkan Bima bahwa identitasnya yang kini dalam masa penyamaran akan terungkap bila ia bertarung.
Tak menggubris ancaman Kechaka, Bima nekat menghabisi nyawa panglima perang yang ternyata memiliki ambisi merebut kekuasaan dari Raja Matsya.
Duryudana, Sekuni, dan Dursasana hanya mendapati mayat Kechaka yang telah dibunuh Bima. Di hadapan mereka, Raja Wirata mengatakan akan menghukum pembunuh Kechaka dan akan diusirnya dari kerajaan.
Raja bijak itu pun menyarankan kepada Pandawa untuk pergi dari Kerajaan Matsya. Bukan karena ia marah gara-gara Bima membunuh panglima perangnya, melainkan karena Wirata khawatir Duryudana segera menyerang kerajaannya. Pandawa pun berterima kasih kepada Wirata karena telah membantu mereka.