Pergelaran final kompetisi berskala nasional kali kedua ini bakal diselenggarakan di Auditorium Sarsito Mangoenkoesomo Gedung LPP RRI Solo, Sabtu (22/11/2014), mulai pukul 20.00 WIB-selesai. Sebelum menggelar final perlombaan di Kota Bengawan, finalis terpilih telah diseleksi melalui penilaian demo karyanya yang telah dikirimkan pada 28 Juli-30 Oktober 2014 lalu.
Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
Tim juri yang terdiri atas Liliek Jasqee (praktisi keroncong dari IKJ), Adit Kelana (jawara kompetisi menyanyi keroncong Piala Presiden 2004), serta Tuti Maryati (penyanyi keroncong senior) telah memilih lima nama untuk berlaga di babak final pada kategori Lomba Tembang Lagu Keroncong, Lomba Cipta Karya Lagu Keroncong Langgam, dan Lomba Cipta Karya Lagu Keroncong Asli.
Finalis Lomba Tembang Lagu Keroncong di antaranya Rizky Andhika (Karanganyar), Sheila Ayu Mustikarani (Klaten), Rizky Nurfazri (Jakarta), Reni Wulansari (Jakarta), dan Panji Kusuma (Semarang), akan membawakan lagu wajib Keroncong Pejuang Sejati serta satu lagu pilihan yang telah ditentukan dewan juri.
Karya Lomba Cipta Karya Lagu Keroncong Langgam yang akan bersaing di babak final di antaranya Gesang ciptaan Mamad S. Dahry (Jogja), Bintang Jadi Saksi ciptaan Darwati (Jogja), Kau Putus Harapanku ciptaan Anna Lidia (Solo), Kota Bandung Tanah Pasundan ciptaan Dwiono Hermantoro (Karanganyar), serta Kenangan ciptaan Rini Sumardi (Bekasi).
Sedangkan nomor karya Lomba Cipta Lagu Keroncong Asli yang akan bertanding di antaranya Damai Negeriku oleh Purwanto (Sleman), Senandung Rindu oleh Adji Muska (Semarang), Pesona Keroncong oleh Reni Wulansari (Blora), Tumpah Darahku oleh Jhonny Sulu (Jakarta), dan Nusantaraku oleh Harry Yamba (Jakarta).
Final di Solo Penanggung Jawab Lomba Tembang dan Cipta Karya Lagu Keroncong 2014, Wartono, mengutarakan perlombaan berskala nasional ini bertujuan mencari bibit penyanyi dan pencipta langgam dan lagu keroncong. “Proses seleksi finalis telah dilaksanakan di Jakarta oleh tim juri yang kompeten di bidang keroncong. Finalnya diselenggarakan di Solo,” terangnya saat menggelar jumpa pers di Joglo Sriwedari Solo, Jumat (21/11/2014) siang.
Wartono menjelaskan final ajang yang mengusung tema Kreativitas Tanpa Batas ini sengaja digelar di Kota Bengawan lantaran apresiasi musik keroncong di Solo terbilang baik. “Sebelumnya final digelar di Jakarta. Mulai tahun ini sengaja digilir ke daerah. Solo menjadi yang pertama karena apresiasi penonton di sini bagus,” jelasnya.
Menurut Wartono, setiap finalis dan karya yang dibawakan dalam babak final perlombaan tersebut akan dinilai secara langsung oleh tim pengamat yang berasal dari Solo, Jogja, dan Purwokerto. Perlombaan ini memperebutkan hadiah total uang tunai senilai Rp67.500.000.