Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Pengelola Desa Wisata Bleberan yang intens berkomunikasi dengan kru film Beyond Skyline, Bambang Fajarudin menambahkan, selama proses syuting, warga sekitar akan dilibatkan. Menurut dia, setiap hari diperlukan sekitar 30 orang untuk membantu mengangkat barang-barang yang dibutuhkan.
“Namun, soal upah belum ada pembahasan akhir,” ujar Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Wisata Bleberan Tri Harjono.
Promosi Berkat Pemberdayaan BRI, UMKM Ini Optimalkan Produk Bambu hingga Mancanegara
Selain itu, lanjut dia, kru film juga akan tinggal di rumah-rumah warga. Setidaknya, akan ada lima rumah warga yang digunakan. Namun, menurutnya, artis yang akan beradu akting, akan menginap di hotel berbintang di Jogja.
“Untuk harga, kami menerapkan tarif homestay pada umumnya. Per malam, setiap orangnya dikenakan biaya Rp75.000 hingga Rp90.000,” ungkap dia.
Bambang juga mengaku, ia dimintai pertolongan untuk berkomunikasi dengan orang-orang pemilik lahan yang akan dipakai syuting. Setidaknya, ada lima orang yang memiliki lahan di lokasi utama syuting. Selain itu, menurutnya, pengelola juga dimintai bantuan menyediakan tangga yang memungkinkan untuk mencapai tebing yang digunakan untuk lokasi syuting.
“Lahan-lahan di sekitarnya juga saya tembusi. Sepertinya, nanti warga tidak bisa mendekat ke lokasi syuting agar tidak mengganggu proses syuting dan tidak ada adegan yang bocor,” ungkap dia.
Ia mengaku, bangga Sri Gethuk menjadi lokasi syuting yang dipilih. Menurutnya, Sri Gethuk harus bersaing dengan Laos dan Australi. Dari informasi yang berhasil dia kumpulkan, kru film ingin mengangkat potensi yang ada di Indonesia.
“Ternyata area di dekat Sri Gethuk yang terpilih. Saya tidak tahu kenapa,” ujar dia.
Rupanya, Desa Wisata Bleberan bukan pertama kali ini digunakan untuk syuitng film. Sebelum tenar, dulunya juga pernah digunakan untuk syuting Tutur Tinular IV, Jago, dan Ngipri Monyet. Lokasi yang diambil yakni Gua Rancang Kencana. Selain itu, iklan produk lenovo juga diambil di Gua Rancang Kencana.