Esposin, SOLO - Musisi Gilang Ramadhan unjuk kebolehan menggebuk drum dalam konser bertajuk Recital Ethno Groove di atrium Solo Grand Mall, Rabu (15/4/2015) malam.
Promosi BRI Dampingi Petani Jeruk Semboro di Jember Terapkan Pertanian Berkelanjutan
Aksi Gilang disambut antusias oleh puluhan peserta didik Gilang Ramadan Studio Band (GRSB) cabang Solo dan pengunjung yang segera mendekat ke arah panggung. Mereka mulai merekam aksi menggebug drum dari pemain drum Indonesia yang mendapat sponsor dari Zildjian, perusahaan symbal dari Amerika Serikat itu.
Gilang Ramadhan juga mengajak beberapa peserta didik GRSB untuk kolaborasi.
"Terima kasih kepada orang tua yang telah mendukung keinginan anak-anak untuk belajar musik. Luar biasa juga semangat teman-teman [anak-anak] yang mau belajar. Kita jadikan musik sebagai sarana untuk olah rasa, olah raga, dan olah jiwa," kata Gilang sebelum pamer aksi.
Sebelumnya sejak Rabu siang, peserta didik GRSB cabang Solo bergantian tampil di panggung.
Salah satu pertunjukan yang menarik perhatian pengunjung disuguhkan oleh dua perempuan berusia paruh baya. Mengenakan seragam kaus berwarna jingga, mereka kompak membawakan instrumen musik lagu berjudul Corazone.
Aksi dua perempuan itu juga dibarengi dengan permainan alat musik lain, seperti gitar, bass, keyboard, dan konga dari empat laki-laki. Meski sudah tidak muda lagi, seperti pemain musik lain di panggung, mereka semangat menghibur ratusan penonton.
Pertunjukan dilanjutkan dengan aksi empat anak-anak. Keempat anak itu juga pamer performa dengan menggebuk alat musik drum. Mereka tampil membawakan instrumen lagu daerah berjudul Kicir-Kicir diiringi dengan permainan alat musik lain membentuk suguhan musik band.
Tidak berselang lama setelah mereka tampil, tiba-tiba saja puluhan anak-anak lain naik panggung. Empat orang dari mereka menuju alat musik drum, sedangkan yang lain berbaris rapi di panggung bagian belakang. Dengan sekali aba-aba, dua alat musik tradisonal yang berasal dari Maluku dan Papua, yaitu tifa dibunyikan.
Mereka yang berbaris di panggung bagian belakang lantas menyanyikan lagu berjudul Yamko Rambe Yamko.
Tidak berhenti di situ, oleh penggebug drum lain yang lebih dewasa, lagu berjudul Sinanggartulo dibawakan dengan instrumen musik rock.
Total ada 78 pertunjukan dari 215 peserta didik GRSB Solo, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, bahkan tua yang unjuk kebolehan memainkan berbagai alat musik, khususnya drum.
Owner GBRS Solo, Djoko Santoso, mengatakan selain memberikan hiburan kepada masyarakat, konser ditujukan untuk melatih peserta didik berani tampil di pentas. Menurut dia, peserta didik perlu menguasai dan mengenal panggung yang merupakan tempat mereka tampil.
"Ini acara tahunan GRSB di seluruh Indonesia. Kami yang di Solo adakan dua kali konser setiap tahunnya. Kali ini kami bawa etno groove, konsep lagu yang ada etnisnya. Tapi, etnis yang beragam tidak hanya Indonesia saja. Latin juga ada. Biasanya anak anak kan sukanya pop atau rock saja," jelas Djoko.