Gemuruh tepuk tangan OI (Orang Indonesia-sebutan penggemar Iwan Fals) menggetarkan Gedung Pacific, Jogya, (18/2/2012) malam begitu Iwan Fals memetik gitarnya. Berjamaah, ribuan penggemarnya itu pun ikut melantunkan lagu Negeri Kaya yang dinyanyikan sang idola.
Promosi 3 Tahun Holding UMi BRI, Layani 176 Juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
"Pas saya main di UGM beberapa waktu lalu, saya gak nyangka kalau yang buka acaranya Sultan. Beliau baca syair lagu saya dan saya senang sekali. Lagu ini saya persembahkan untuk beliau," ungkap Iwan Fals sebelum melantunkan tembang bertajuk Negeri Kaya itu.
Penampilan Iwan Fals memang ditunggu-tunggu para penggemarnya dari dalam maupun luar Jogja. Bahkan, beberapa warga asing penggemarnya begitu menikmati tiupan harmonika yang berkejaran dengan cabikan bass saat idola mereka itu menyanyikan lagu Bento. Tak heran jika para OI begitu antusias karena Iwan dan bandnya bermain total dalam pertunjukan berdurasi 2,5 jam itu.
Dibuka dengan musikalisasi salah satu syair Ronggowarsito, konser bertajuk Nostalgia Cinta Untuk Jogja itu langsung menarik magnet para penontonnya. Tanpa instrumen musik apapun, Iwan Fals dengan fasihnya menembangkan syair berbahasa Jawa itu.
"Syair Ronggowarsito ini biasa saya tembangkan dengan anak saya di rumah," ujar pemilik nama lengkap Virgiawan Listanto itu.
Selain Negeri Kaya, Iwan dan bandnya juga membawakan lagu-lagu seperti Mata Indah Bola Ping-Pong, Oemar Bakrie, Ujung Aspal Pondok Gede, Bento, dan 11 lagu lainnya. Setiap kali ia melantunkan lagu-lagu tersebut, para penggemarnya pun berjamaah mengikutinya tanpa dikomando.
Menariknya, Iwan tak melulu mendominasi panggung dengan nyanyian solonya. Dia bahkan memberikan kesempatan pada 4 personil bandnya untuk tampil solo. Tengok saja saat gemuruh tepuk tangan penonton mengiringi gebukan ciamik drum Raden, sang drummer, aplause penonton tak kalah dengan sang penampil utama, Iwan Fals. Personil band termuda itu bahkan sempat menghebohkan penonton atas aksinya memukulkan kepalanya ke simbal drumnya.
Aksi Tanam Pohon
Di sela-sela konser, Iwan menyerahkan sebatang pohon kepada Jeni, perwakilan Pacific selaku penyelenggara konser tersebut. Sebelumnya pada Jumat, (17/2), Iwan juga telah melakukan aksi penanaman pohon di desa Kinahrejo, Cangkringan, Sleman. Aksi penanaman pohon tersebut merupakan syarat yang wajib dilakukan di setiap konser Iwan.
"Semoga pohon ini akan memberi oksigen bagi Jogja dan Merapi. Di setiap konser saya, selalu ada syarat untuk menanam pohon. Kalau tidak nanem pohon, saya tidak mau main," ujar Iwan yang diiringi gemuruh tepuk tangan ribuan OI.
Iwan mengaku, selama empat kali mengunjungi Merapi pascaerupsi 2010 lalu, baru pada Jumat, (17/2) lalu dia dapat bertemu langsung dengan keluarga Mbah Maridjan. Sebuah lagu bertajuk Pohon Kehidupan pun dilantunkannya seusai memberikan pohon itu.
Sebagai pamungkas, lagu Kemesraan pun dilantunkan Iwan untuk para penggemarnya. Seolah tak ingin sang idola memungkasi konser itu, ratusan OI dari barisan tengah maju ke bibir panggung samvil berusaha mengabadikan momen lagu terakhir itu dengan HP ataupun kamera mereka.
"Jaga Parangkusumo, jagalah Parangtritis, jaga mangrove, jagalah budaya, tradisi, jaga Jogja," pungkas Iwan.
(JIBI/Harian Jogja/Apriliana Susanti)