Esposin, SOLO – Sebuah latar ratusan mahasiswa berdemontasi dengan segudang teriakan aspirasi dan suasana mencekam dengan tembakan gas air mata di mana-mana menjadi pembuka pembicaraan Nathan dan Salma. Sepasang kekasih itu lalu berdebat hebat di suasana malam. Sesekali wajah mereka terkena terpaan sinar biru dan merah seperti lampu rotator mobil polisi.
“Ini tuh zaman digital kamu masih bisa berjuang selama gagasan kamu,” ujar Salma. “Harus ada yang turun ke jalan. Harus ada yang denger tangisnya orang-orang keinjek,” sahut Nathan. “Tapi kamu lupa, sama tangis orang-orang yang terbukti lebih dulu sama kamu,” kata Salma menjawab sekaligus memotong perdebatan hebat itu.