JOGJA—Rutinitas pekerjaan yang menumpuk dan juga jadwal pekerjaan yang padat sebagai sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) tidak menghalangi personel Guthos Band untuk bermain musik.
Promosi UMKM Binaan BRI, Minimizu Bawa Keunikan Dekorasi Alam ke Pameran Kriyanusa 2024
Guthos Band dalam arti bahasa prokem Jogja berarti Tua. Lahir di Jogja pada 25 Mei 2002 dan sepakat menganut aliran musik all round, mulai dari lagu era 1960-an hingga lagu terkini. Band yang beranggotakan delapan personel yakni Sigit (melodi gitar), Ade (bass), Herman (rithem + vokal), Ria (vokalis), Baby (vokalis), Christop (keyboard), Yanes (melodi+vokal), dan Canang (drum) memang harus pintar-pintar mengatur waktu. Alasannya, sebagian besar personel adalah PNS.
“Pekerjaan sebagai PNS tidak menghalangi kami untuk bermain musik,” kata Christop Alexander, keyboardis Guthos Band yang juga PNS di Perpusda DIY, Harian Jogja seusai manggung di Purawisata belum lama ini.
Namun jangan salah, kendati dengan latar belakang sebagai PNS, nama mereka sudah cukup dikenal bagi penikmat panggung hiburan lagu – lagu tembang kenangan dan Koes Plus. Lebih dari 1.000 lagu dari era 1960-an hingga saat ini sudah mereka nyanyikan. Kepiawaian mereka dalam membawakan lagu tersebut, membawa mereka melalang buana manggung dari kafe ke kafe, bahkan hingga luar kota seperti Jakarta.
Mereka juga pernah merasakan satu panggung dengan artis papan atas seperti Tantowi Yahya, Vina Panduwinata, Teti Kadi, R Johan, serta dengan Benny Panjaitan salah seorang personel Pambers.
Christop memaparkan selama perjalanan karier, seluruh personel mampu memberikan ruang tersendiri antara rutinitas pekerjaan kantor dan musik. Hampir, seluruh kehidupan malam mereka dipersembahkan untuk musik, sedangkan kehidupan dari pagi sampai sore sudah habis di meja kantor.
Untuk mengakali waktu, terkadang mereka dituntut cerdik membagi waktu. Seperti saat mendapat tawaran manggung dalam tenggat waktu yang mepet, para personel belajar sendiri di rumah. “Setelah info disebar, kami langsung belajar sendiri di rumah dan bertemu di saat manggung,” tambahnya.
Masih Grogi
Mereka memang telah manggung selama 10 tahun. Namun, jangan katakan jika mereka tak memiliki rasa canggung jika di atas panggung. Christop mengaku saat menyanyikan lagu pertama, mereka sering dilanda grogi. Masuk lagu kedua, mereka baru bisa menguasai keadaan.
Dalam perjalanan waktu tak mudah menyamakan visi dan misi masing-masing personel. Latar belakang pekerjaan kadang membuat mereka berbeda.
Menurut Herman menyamakan visi misi, butuh proses dan waktu yang tidak sebentar tapi bertahap sampai akhirnya beranggotakan delapan personel. Pada pertama kali terbentuk, Guthos Band hanya diperkuat empat personel. Selama 10 tahun kemudian berkembang menjadi delapan personel. Bahkan, di tengah perjalanan, mereka juga sempat diuji dengan meninggalnya salah satu personel.
“Mencari pengganti personel itu yang susah,” kata Herman.
Bagi Herman, seluruh personel Guthos Band adalah orang – orang hebat. Mereka tidak hanya piawai memainkan satu aliran musik, tetapi juga pandai memainkan berbagai aliran musik. Hal inilah yang dianggap Herman jarang dimiliki band lain.
Saat ini Guthos Band berusaha mengembangkan sayap untuk membuat album ciptaan mereka sendiri. Menganut manajemen kekeluargaan, mereka ingin meraih mimpi tersebut.
“Guthos itu identik dengan keluarga. Kami bermain musik untuk senang – senang,” tutup Herman.