by Taufiq Sidik Prakoso Jibi Solopos - Espos.id Entertainment - Selasa, 31 Juli 2012 - 18:45 WIB
ESPOS.ID - GRM Herwasto Kusumo (kedua dari kiri) dalam sebuah kegiatan di Pura Mangkunegaran beberapa waktu lalu. Pegiat seni tari yang juga adik Sri Mangkunegoro IX ini meninggal dunia Selasa (31/7/2012) akibat sakit jantung. (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)
SOLO – GRH Herwasto Kusumo, adik KGPAA Mangkunegoro IX yang meninggal dunia Selasa (31/7/2012) sebenarnya sudah merancang banyak kegiatan kesenian. Salah satunya adalah mengusung misi kesenian tradisional Indonesia ke Meksiko.
Hal itu disampaikan kakak GRH Herwasto, GRAy Retno Roosati, kepada wartawan di Purwodiningratan, Mangkunegaran, tempat jenazah GPH Herwasto disemayamkan. “Dia masih memiliki rencanakan yang banyak. Kami pernah mengobrol mau membuat suvenir untuk anak-anak. Selain itu, dia juga berencana membawa kesenian ke Meksiko bersama rombongan Matah Ati,” ungkapnya.
Dijelaskannya, agenda ke Meksiko tersebut sedianya bakal dilaksanakan Oktober mendatang bersamaan setelah pementasan tari bertajuk Matah Ati di Mangkunegaran yang digelar September mendatang. “Belum ada rencana di sana akan membawakan apa. Ternyata Tuhan memiliki rencana lain,” katanya.
Sebelum meninggal, lanjutnya, GRH Herwasto sedianya akan menggelar rapat dengan sejumlah pihak yang terlibat pementasan Matah Ati pad Senin (30/7/2012) sore. Namun, rencana rapat tersebut diundur dan kembali dilaksanakan pada Kamis (2/8/2012). “Saya sudah di sini [Mangkunegaran] sejak kemarin [Senin]. Dia masih baik-baik saja. Setelah rapat itu, malam-malam dia wedangan. Saat pulang merasakan sesak nafas langsung kami bawa ke rumah sakit (RS),” terangnya. GRH Herwasto dibawa ke RS Kasih Ibu sekitar pukul 01.00 WIB.
Dikatakannya, sebelum meninggal dunia, GRH Herwasto pernah diajak oleh sejumlah kerabat untuk memeriksakan kesehatannya di luar negeri. Namun, GRP Herwasto enggan melakukannya. “Dia gemuk. Pernah diajak check up adiknya ke Johor, dan sepupunya juga pernah mengajak check up. Tetapi, dia tidak mau,” tukasnya.
Sementara itu, berdasarkan pantauan, diantara pelayat yang duduk ada di sekitar jenazah, tampak putra Mangkunegoro IX, GRM Paundrakarna Sukmaputra Jiwanegara. Saat wartawan mencoba meminta komentar terkait wafatnya sang paman, Paundra menolak. “Untuk sementara tidak dulu ya,” tuturnya.
