Jakarta-- Kasus lumpur Sidoarjo yang tak kunjung usai ternyata menarik perhatian insan perfilman. Sebuah film dokumenter bertajuk ‘Mud Max: Investigative Documentary -Sidoarjo Mud Volcano Disaster’, garapan AS, kini tayang perdana di Australia.
Sutradara film dokumenter tersebut, Gary Hayes, Sabtu (20/2) mengatakan, tujuan pembuatan film itu untuk menunjukkan fakta-fakta dari semua sisi. Pada akhirnya film ini akan membiarkan penonton memutuskan apa yang sebenarnya menyebabkan terjadinya letusan lumpur tersebut.
Promosi 3 Tahun Holding UMi BRI, Layani 176 Juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
Pemutaran perdana ‘Mud Max’ ini diawali di AS dan langsung disusul pemutaran perdananya untuk kawasan Asia Pasifik. Yakni di Museum Seni Kontemporer Sydney, Australia pada 13 Februari 2010 lalu.
Dokumenter yang diproduksi selama dua setengah tahun oleh Immodicus SA merupakan hasil kerjasamanya dengan Universitas Arizona State, School of Earth and Space Exploration.
‘Mud Max’ meneliti bencana letusan lahar lumpur pada Mei 2006 di Sidoarjo, Jawa Timur, yang kemudian dikenal dengan LUSI. Film ini juga meneropong kehancuran ekonomi, sosial dan politik yang turut gempar akibatnya.
Dalam pembuatan ‘Mud Max’, para peneliti menggali analisis dan opini dari berbagai sumber. Di antaranya para ahli geologi, ahli pemboran dan ilmuwan lainnya. Mereka mengeksplorasi segala sudut fakta dari peristiwa tragis yang hingga kini masih berlangsung, termasuk konsekuensi ilmiah, ekonomis dan kemanusiaan yang ditimbulkannya.
Hayes mengaku, ingin membuat sebuah dokumenter yang mewakili kegetiran yang harus dihadapi warga Indonesia. “Mereka adalah penduduk kawasan paling banyak gunung merapi di dunia,” ujarnya.
inilah/rif