Selama tiga hari, sebanyak 10 sanggar seni bakal menampilkan pementasan wayang dengan durasi sekitar satu jam. Sanggar-sanggar yang bakal tampil ialah Kridho Budoyo, Eka Shanti Budaya, Metta Budaya, Galuh Art, Sarotama, Pacet Melar, Sarwi Retno Budoyo, Arlang, Sono Puspo Budoyo, Suryo Sumirat dan Swargaloka dari Jakarta sebagai bintang tamu.
Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
Cerita dibatasi pada tema anak-anak namun tidak harus melulu pentas wayang tradisional. Sanggar Pacet Melar misalnya, bakal menampilkan eksplorasi kontemporer dalam pentas Rabu (26/9/2012) mendatang. “Enggak apa-apa. Semua boleh tampil mengikuti perkembangan asal unsur-unsur aslinya masih ada,” ucap Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Solo, Widdi Srihanto, Kamis (20/9/2012) .
Festival wayang bocah, menurut Widi, merupakan salah satu agenda rutin pemkot yang ia harapkan berdampak pada perkembangan wayang orang sriwedari. Sekaligus memupuk rasa kecintaan generasi muda khususnya pelajar terhadap kesenian wayang orang. “Pemkot punya tugas menggali dan mengembangkan serta melestarikan budaya di solo dengan melestarikan wayang orang,” tambah Widdi.
Pejabat Pelaksana Teknik Kegiatan (PPTK) Disbudpar Solo, yang juga mengurusi pelaksanaan Festival Wayang Bocah 2012, Sudyanto, mengatakan target utama acara tersebut ialah anak-anak tanpa dikenai biaya masuk. Dalam rilis yang diberikan kepada wartawan, setiap festival, penonton yang datang sekitar 3.000 per hari. Sementara jumlah kru yang turut memeriahkan festival tersebut sebanyak 500.
Festival Wayang Bocah dimulai sejak 1994, namun vakum pada 2007-2010 dan baru kembali digelar pada 2011 hingga 2012 dengan melibatkan sejumlah sanggar seni di Solo. “Kalau pas vakum itu karena apa. Saya enggak tahu. Bisa karena dana maupun alasan lain,” ucap Sudyanto.