Ajang seni monolog tingkat nasional bertajuk Festival Monolog (Fesmon) Kenthoet Roedjito bakal digelar di Tanggul Dawung Wetan, Danukusuman, Solo, 4-7 Juli 2012 mendatang.
Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
Festival yang diinisiasi Komunitas Tanggul Budaya ini akan diikuti 18 peserta dari berbagai kota di Indonesia. Ketua Fesmon, Sri Mulyo, saat ditemui Esposin di Sanggar Tanggul Budaya, Senin (4/6/2012) mengatakan gelaran itu mendapat respons baik dari kalangan seniman di Indonesia.
Hal itu, imbuhnya, terbukti dari pendaftar kegiatan yang mencapai 50-an seniman. “Pendaftar tersebar dari Padang, Makassar, Jepara, Bali, Solo hingga Papua. Bahkan ada partisipan dari Malaysia, ini di luar dugaan kami. Sayangnya, kami hanya bisa mengikutkan 18 peserta,” terang dia.
Sri mengatakan, kegiatan tersebut bakal diisi pentas, workshop, pemutaran dokumentasi karya serta konsultasi monolog. Acara, imbuhnya, bakal dipusatkan di Sanggar Tanggul Budaya dan Lapangan Bola Dawung Wetan. “Di Solo sangat jarang pentas monolog yang digelar di ruang-ruang publik, beda dengan Bandung atau Surabaya yang sudah terbentuk iklimnya. Kami harap Fesmon dapat mengawali hal itu.” ujarnya.
Butet Kertaredjasa
Dalam festival tersebut, pihaknya mendhapuk Ki Slamet Gundono dan pegiat Teater Hitam Putih, Yusril Katil, sebagai juri. Seniman monolog kawakan, Butet Kertaredjasa, juga direncanakan hadir di pembukaan Fesmon.
Selain Butet dan Didik, pihaknya siap menghadirkan seniman kawakan seperti Suprapto Suryodarmo (Padepokan Lemah Putih), Toni Broer (Bandung) dan Helmi Prasetya (Teater Ruang) sebagai pengisi workshop.
“Kami juga mengundang Yanusa (Teater Tetas Jakarta), Shinta Febriany (Teater Kala Makassar), Abu Asmarandana (Jogja) dan Dodi Yan Masfa (Teater Tobong Surabaya) sebagai komentator.”
Lebih lanjut, pihaknya berharap kegiatan tersebut tak sekadar ajang kompetisi. Fesmon, imbuh dia, hendaknya menjadi ajang belajar dan membangun persaudaraan antar pelaku teater di Indonesia.