by Newswire - Espos.id Entertainment - Sabtu, 18 Mei 2024 - 07:31 WIB
Esposin, JAKARTA – Film Planet of the Apes: Kingdom of the Planet of the Apes akan tayang akhir bulan ini. Film garapan sutradara Wes Ball yang disebut sebagai pembuka era baru dalam kisah ikonik ini.
Berlatar beberapa dekade setelah masa kepemimpinan Caesar, di mana manusia hidup dalam bayang-bayang dan spesies kera harus berhadapan dengan pemimpin tirani yang berupaya untuk membangun kerajaan barunya.
Simak lima fakta menarik mengenai film "Kingdom of the Planet of the Apes" dikutip dari keterangan resmi yang diterima, Kamis:
Pada tahun 2019, Wes pertama kali ditawarkan tentang kemungkinan menghidupkan kembali waralaba ikonik, tetapi awalnya dia tidak tertarik. Namun, satu pekan setelahnya, sebuah konsep yang sangat menarik muncul di benaknya.
Pada tahun 2019, Wes pertama kali ditawarkan tentang kemungkinan menghidupkan kembali waralaba ikonik, tetapi awalnya dia tidak tertarik. Namun, satu pekan setelahnya, sebuah konsep yang sangat menarik muncul di benaknya.
Cerita yang menurutnya sangat menarik ini berlatar ratusan tahun setelah kematian Caesar di akhir “War for the Planet of the Apes” dan merupakan kisah dengan petualangan yang lebih kompleks.
Setelah mendatangi eksekutif di 20th Century Studios dengan ide tersebut, Wes bertemu dengan Rick Jaffa dan Amanda Silver, yang menciptakan trilogi Caesar dan menulis naskah untuk "Avatar: The Way of Water," untuk menjadi produser pada film baru ini.
Animator Indonesia yaitu Sashya Subono Halse menjadi bagian dari tim animator tersebut. Sashya yang sebelumnya merupakan pengajar di bidang animasi di Indonesia, melanjutkan pendidikannya di Selandia Baru hingga menjadi bagian dari W?t? FX selama lebih dari 4 tahun.
Animator yang berfokus pada Facial Motion Animation ini telah berkontribusi dalam beberapa film ikonik seperti, "Guardians of the Galaxy Vol. 3" (2023) dan "Avatar: The Way of Water" (2022).
Ada sejumlah adegan yang memerlukan para kera untuk terlihat basah dan juga berada di dalam air. Erik Winquist, selaku Visual Effect Supervisor, menangani bagaimana air mengubah penampilan bulu mereka. Winquist dapat menggambarkan adegan tersebut dengan menggabungkan teknologi yang sudah pernah digunakan dalam film "Avatar: The Way of Water".
Ketika para pemeran tiba untuk pelatihan, tugas pertama Gauthier adalah membuat mereka sangat sadar akan tubuh mereka. Dia menyusun serangkaian latihan untuk memperkuat dan mengembangkan jalur saraf baru, memberi mereka alat untuk bergerak layaknya seekor kera. Gauthier memulai pelatihan dengan lambat, menantang mereka untuk bertindak secara fisik.
Andy Serkis, yang telah menciptakan karakter Caesar di tiga film sebelumnya, diundang sebagai konsultan khusus untuk menyempurnakan suara dan karakterisasi. Berbagai sesi disiapkan di panggung performance capture di mana Serkis dan para pemeran dapat melihat karakter digital mereka di layar dan melakukan penyesuaian kecil namun penting.
"Dalam film ini, kami membawa orang-orang ke dunia yang tidak ada. Tentu saja, ada banyak efek visual, tetapi semuanya dimulai dengan berdiri di tempat nyata dan memberi para aktor sesuatu untuk bereaksi," kata Wes.
Owen Teague, pemeran Noa mengaku kagum dengan pengaturan set yang dibuat secara detail dan realistis. "Saya ingat saat masuk ke sarang Klan Elang, di mana bagian atas menara kami adalah konstruksi kayu empat lantai atau kayu balok yang diikat bersama, yang begitu detail dan begitu realistis sehingga Anda lupa bahwa tempat itu adalah set," kata Owen.