by Ika Yuniati - Espos.id Entertainment - Sabtu, 20 Februari 2021 - 20:30 WIB
Esposin, SOLO -- Pandemi setahun terakhir memukul mundur segala lini kehidupan. Tak terkecuali seni teater di Kota Solo. Banyaknya pembatasan dan minimnya perhatian membuat panggung pentas ini mengalami kembang kempis. Seni teater di kampus, sekolah, hingga komunitas kota jarang menggelar acara karena terbentur kebijakan hingga pendanaan.
Kondisi tersebut membuat komunitas Teater Eks Surakarta tergerak. Program pentas yang biasanya diadakan setahun dua kali justru ditambah sepanjang pandemi. Awal tahun ini bahkan ada tiga judul yang bakal digeber sejak Februari hingga Mei. Proses latihan sudah dilakukan jauh-jauh hari.
Salah satu pendiri Teater Eks Surakarta, Turah Hananto, saat diwawancara, Jumat (19/2/2021), mengatakan justru masa pandemi ini membuatnya tergerak untuk mengadakan banyak pentas. Februari lalu mereka sukses membawakan, Sebuah Peristiwa, karya Yustinus Popo.
Selama dua hari ke depan, Selasa (23/2/2021) dan Rabu (24/2/2021), menampilkan Senja dengan Dua Kelelawar di Teater Arena Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT). Selanjutnya pada Mei mendatang akan membawakan Mengasah Pisau Cukur karya Hanindawan. “Semuanya sudah mulai berproses,” terangnya.
Selama dua hari ke depan, Selasa (23/2/2021) dan Rabu (24/2/2021), menampilkan Senja dengan Dua Kelelawar di Teater Arena Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT). Selanjutnya pada Mei mendatang akan membawakan Mengasah Pisau Cukur karya Hanindawan. “Semuanya sudah mulai berproses,” terangnya.
Baca juga: Joe Taslim Beraksi di Mortal Kombat, Trailer-nya Keren...
Upaya yang mereka lakukan untuk hidupkan seni teater di masa pandemi ini tidaklah mudah. Proses dilakukan dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Saat proses Senja dengan Dua Kelelawar mereka harus pindah latihan hingga empat kali. Belum lagi ditambah pemain yang tak semua bisa datang karena berbagai kepentingan. Walhasil latihan dilanjutkan via virtual.
Namun Turah cs tak menyerah. Tekad meraka sangat kuat untuk tetap berproses di masa pandemi. Besar harapannya upaya baik ini direplikasi kelompok lain. Masa sulit ini jangan sampai membatasi kreativitas.
Baca juga: Yuk! Nonton Ketoprak Balekambang di Kanal YouTube Balkam TV
Naskah karya Kirdjomulyo tersebut menceritakan tentang tentang kesetian seorang perempuan bernama Ismiyati yang menunggu teman masa kecilnya yang sudah beristri. Dia adalah Suwarto. Namun di akhir cerita mereka tak bersatu meskipun isteri Suwarto telah meninggal dunia.
“Memang alurnya soal cinta. Namun cerita secara keseluruhan membahas tentang keteguhan. Keteguhan ini pula yang kita butuhkan di saat sekarang,” terangnya.
Baca juga: Dokumentasi Pandemi dari Sineas Dokumenter Soloraya
Nantinya judul tersebut akan dibawakan para pemain teater senior Solo yakni Yustinus Popo, Eko Pethel, Budi Bodhot, Memed, dan Doddy Eskha. Mereka juga termasuk para pendukung Teater Eks Surakarta.
Kelompok ini lahir dari keteguhan dan kerja keras para anggotanya. Diinisiasi pada 2006 lalu oleh Yustinus, Turah, serta mendiang Guntur T. Cunong dari kamar kosan. Lakon yang pernah dibawakan di antaranya monolog Blok, pentas Ritual Laki-Laki, Hampir Manusia, Penyakit Sakit, dan masih banyak lagi. Ika Yuniati