hits
Langganan

Eksplorasi Gamelan dan Tari Karya Kolaborasi Peni Candra Rini - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Ika Yuniati  - Espos.id Entertainment  -  Minggu, 7 Maret 2021 - 07:30 WIB

ESPOS.ID - Komposer Peni Candra Rini didukung Yayasan Jagad Sentana Art dan Idud Sentana Art berproses menyelesaikan sacred connection dance film berjudul We Pray We Hope We Yearn. (Istimewa- dok.Peni)

Esposin, SOLO -- Pandemi tak menghalangi kekaryaan seorang seniman. Istilah tersebut layak disematkan pada aktivitas seni kolaborasi yang akhir-akhir ini digarap pesinden sekaligus komposer Solo, Peni Candra Rini. Sepanjang pandemi Covid-19 Peni menggarap beberapa proyek bersama seniman dari berbagai negara.

Proyek kolaborasi yang baru selesai adalah karya musik film atau sacred connection dance film bertajuk We Pray We Hope We Yearn. Peni digandeng koreografer Singapura Muhammad Sharul Mohammed, Liyana Shukor, dan Tng Yue Lin Geraldine. Karya tersebut dipentaskan langsung di studio mereka dan disiarkan di kanal YouTube S4cred Conn8tion beberapa hari lalu.

Advertisement

We Pray We Hope We Yearn merupakan pentas musik film yang membahas tentang perjalanan spiritual. Spiritualitas seseorang atas apa yang mereka percayai yakni Sang Pencipta, maupun sesama manusia. Berkaitan dengan Pandemi Covid-19, karya ini menyoal tentang harapan yang tak terbatas, awal dan akhir yang juga tanpa batas. Satu-satunya yang bisa diandalkan adalah kedekatan kita dengan Sang Pencipta melalui doa.

Sharul mengomandoi garapan tari dan konsep pentas, sementara Peni mengoordinir pembuatan musik. Dalam mengaransemen musik, seniman yang juga menjadi pengajar di Institut Seni Indonesia (ISI) Solo ini didukung oleh tim Jagad Sentana Art Gamelan & Plenthe Percussion, serta Idud Sentana Art.

Advertisement

Sharul mengomandoi garapan tari dan konsep pentas, sementara Peni mengoordinir pembuatan musik. Dalam mengaransemen musik, seniman yang juga menjadi pengajar di Institut Seni Indonesia (ISI) Solo ini didukung oleh tim Jagad Sentana Art Gamelan & Plenthe Percussion, serta Idud Sentana Art.

Baca jugaGrammy Awards 2021 Digelar, Ini Bocoran Para Nomine

Cara Tak Biasa

Peni dan tim mengeksplorasi gamelan dan instrumen lain dengan cara tak biasa. Misalnya drum yang biasanya dipukul dengan stick dibunyikan dengan tangan. Ia menciptakan ruang-ruang baru yang tak lazim di ranah musik. Ada pengembangan gamelan, voice yang lekat dengan suara sinden Jawa, dan bunyi kontemporer lain.

Saat diwawancara Esposin, Jumat (5/3/2021), Peni mengatakan energi musiknya berasal dari koneksi masyarakat Jawa antara fiksi dan realitas dalam konsep mitos. Ia membawa spirit karya lamanya berjudul Keraton yang kala itu menggambarkan pertemuan antara Pakubuwono X dengan Ratu Pantai.

Advertisement

“Ketika saya unggah karya ini di Media Sosial [Medsos], banyak yang mengapresiasi. Sejumlah seniman terinspirasi project kolaborasi kami, dan beberapa menghubungi untuk bikin karya bareng. Mereka bilang ini [kolaborasi] merupakan jalan baru untuk tetap berkarya di masa pandemi. Karena sekarang kita memang enggak punya ruang pertunjukan,” terang Peni, Jumat.

Baca jugaBTS Digandeng Unicef Lagi, Kampanye Setop Kekerasan Terhadap Anak

Tiga Bulan

Mengenai proses pembuatan karya, dia membutuhkan waktu sekitar tiga bulan. Semua dilakukan di studionya kawasan Grogol, Sukoharjo. Peni dan Sharul Mohammed belum pernah bertemu sebelumnya. Komunikasi dan koordinasi dilakukan via zoom meeting. “Saya belum pernah bertemu sebelumnya. Dia [Sharul Mohammed] merupakan koreografer yang baru naik daun dan lagi menjadi sorotan industri kreatif Singapura,” tambah Peni.

Kerjasama seni yang Peni garap bersama Sharul menjadi pembuktian bahwa kekaryaan seniman tak sepenuhnya mandek di masa pandemi ini. Justru tercipta ruang eksplorasi dan kerjasama yang lebih luas. Pertemuan dan diskusi bisa diciptakan dari ruang-ruang daring.

Advertisement

Baca jugaIkuti Perkembangan Zaman Kunci Kebertahanan Wayang....

Sebelum ini dia juga menggarap karya dengan seniman lain dari Norwegia, Amerika, dan lainnya. Bahkan saat diwawancara Esposin, Jumat lalu, Peni baru saja selesai mengajar vokal dan gamelan dengan para muridnya di University of Richmond di Virginia.

“Ini pembuktian bahwa di masa pandemi kita tetap bisa berkarya. Bahkan untuk mengajar vokal dan gamelan tadi ternyata bisa aku di sini mereka di sana [Virginia]. Padahal dulu kalau ngajar gamelan harus bertemu langsung. Tapi ya nanti tetap perlu ada pertemuan, agar energinya enggak putus,” kata Peni.

Advertisement

 

Advertisement
Arif Fajar Setiadi - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif