Kelompok musik yang berdiri sejak 29 Oktober 2009 lalu ini juga turut mengecap keuntungan dari maraknya dangdut di televisi.
Promosi 3 Tahun Holding UMi BRI, Layani 176 Juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
“Senang melihat musik dangdut sudah diterima di mana-mana. Masyarakat dulu yang kenal hanya di Jawa saja, sekarang sudah di mana-mana. Tapi memang saingannya makin banyak,” ujar Eny Sagita, pentolan OM Sagita saat berbincang di THR Sriwedari, Rabu (27/2/2014) malam.
Meskipun banyak saingan, grup musik dangdut yang baru mengganti personel pengiringnya ini tak gentar dengan maraknya “pemain” baru yang terus bermunculan. Eny mengungkapkan pelopor dangdut yang diaransemen dengan musik kesenian tradisional Jaranan ini mampu mempertahankan eksistensi dengan gaya khasnya.
“Kami enggak masalah dengan banyaknya grup baru yang bermunculan. Karena kami punya ciri khas yang selalu dinanti penggemar. Pokoknya dimana-mana OM Sagita enggak pernah meninggalkan salam asololey icik-icik eh’hem,” kata sang biduan.
Kepopuleran OM Sagita yang berangkat dari Jawa Timur ini juga terus mengalami perkembangan. Jika sebelumnya kelompok ini hanya merambah pentas musik di Jawa, belakangan OM Sagita kerap mendapatkan tawaran main di luar Pulau Jawa.
“Sekarang ini yang menikmati OM Sagita bukan orang Jawa saja, tapi sudah merambah Sumatera, Bali, dan Kalimantan. Jadwal terdekat kami ke Bali, Maret kita main di Tenggarong [Kalimantan Timur] dan disambung ke Kalimantan Tengah,” imbuh Bayu, Manager OM Sagita.